Bukalah cendela pikiranmu sekedar untuk berfikir..

Selasa, 17 Januari 2012

Arti dari Kesendirian

Dalam kerumunan orang, aku tetap membisu. Tak bergerak, hanya mata-mataku mencari sosok wanita yang pernah ku panggil sebagai ibu. Aku takut sendirian. Aku merasa sendiri di tengah pasar ini, karna aku tidak mengenal siapa saja yang lewat di depanku. Aku tertunduk sambil menangis tersedu-sedu. Sebenarnya aku takut mengeluarkan air mata di saat aku mendapati masalah, karna ibuku mengajarkan bahwa hidup jangan slalu kau tangisi melainkan kau indahkan hidup dalam kebahagiaan walaupun sedih, duka, kehilangan mengujimu. Ketika aku menangis, ibuku biasanya  menjewer kupingku dengan keras. Tapi saat ini beda, aku sendiri di tengah keramaian pasar. Aku mencoba untuk bertanya kemana jalan pulang, tak seorangpun menjawab dengan benar, "lewat sini dek, kemudian adek belok kanan, nah jika sudah sampai di jembatan, adek langsung berhentikan bus kota. Hanya itu kata-kata perintah yang entah apalah artinya. Aku tidak mengerti makna dari perintah orang tadi.

Aku bersekolah di Ibtidaiyah Sunan Ampel di Jember. Aku masih kelas 1 MI di Sekolah islam tepatnya di kampung Suber Sari. Aku sebenarnya tidak suka sekali pergi ke pasar. Takud ditinggal pergi oleh ibuku. Dan aku harus memegang erat-erat baju ibuku dari belakang agar aku tidak ketinggalan seperti waktu dulu. Pernah saat ibuku belanja di toko Emas pasar Sumber Sari, aku kehilangan jejak ibuku, karna aku melihat-lihat maenan, lantas ibuku meninggalkanku di tempat maenan tersebut. Untung saja, aku masih bisa pulang, karna ada orang yang kenal ama orang tuaku.

Menjelan sore hari, "akupun masih bingung kemanakah aku harus pulang, kemanakah aku harus mencari ibuku, dan kemanakah...." terhenti sejenak dari lamunanku. Ada seseorang mendekatiku dan mengulurkan tangannya padaku yang sedang duduk di tanah sambil tersenyu, "mari nak, aku antar pulang, bapak tau rumahmu dimana" aku hanya dia menangis bahagia, kemudian sejurus mengusap air mata, langsung berdiri. "Makasih bapak" jawabku lirih.

Tidak ada komentar: