Sering kali masalah membesar karena kita menyepelekan hal kecil. Tak jarang, akhirnya kambing hitam dicari-cari. Untuk itu, semangat solusi harus selalu dikedepankan.
Ingat, banyak hal sepele yang mendasari munculnya masalah besar. Karena itu, jangan biasakan mencari-cari kesalahan orang lain, tapi carilah inti masalah dan segera selesaikan!
Kisah dari sang Guru: Ada seorang guru dari kampung yang mengajar di sekolah baru. Dengan hati senang ingin mengabdi demi bangsa, guru muda inipun slalu diberikan sebuah penghargaan "cacian" dari berbagai preman di kampung tersebut. Alasannya adalah "sok ganteng, sok alim dan sebagainya.
Kemudian, suatu hari guru mudah ini dijegat di tengah perjalanan. Sang peman ini menuturkan kata-kata yang kotor dan si preman ini akan memberikan hadiah pukulan atau cacian kepadanya setiap hari bila sang guru muda ini tidak pergi dari kampung ini. Namun sekali lagi.. karna sosok guru muda ini memiliki ilmu tinggi, maka dengan wajah tenang, sambil tersenyum sang Guru muda malah balik bertanya: "Teman. Jika kamu memberi hadiah untuk seseorang, tapi seseorang itu tidak mengambilnya, siapakah pemilik hadiah itu?"
Kemudian, suatu hari guru mudah ini dijegat di tengah perjalanan. Sang peman ini menuturkan kata-kata yang kotor dan si preman ini akan memberikan hadiah pukulan atau cacian kepadanya setiap hari bila sang guru muda ini tidak pergi dari kampung ini. Namun sekali lagi.. karna sosok guru muda ini memiliki ilmu tinggi, maka dengan wajah tenang, sambil tersenyum sang Guru muda malah balik bertanya: "Teman. Jika kamu memberi hadiah untuk seseorang, tapi seseorang itu tidak mengambilnya, siapakah pemilik hadiah itu?"
Si pemuda terkejut, karena tiba-tiba diberi pertanyaan yang aneh. Spontan, ia menjawab lantang, "Pertanyaan bodoh! Tentu saja! Hadiah itu tetap menjadi milikku karena akulah yang memberikan hadiah itu."
Guru muda ini tersenyum, lalu berkata, "Kamu benar. Kamu baru saja
memberikan marah dan hinaan kepada saya dan saya tidak menerimanya,
apalagi merasa terhina sama sekali. Maka kemarahan dan hinaan itu pun
kembali kepadamu. Benar kan? Dan kamu menjadi satu-satunya orang yang
tidak bahagia. Bukan saya. Karena sesungguhnya, melampiaskan emosi
kemarahan adalah sebuah proses menyakiti diri sendiri. Membangkitkan
sel-sel negatif di dalam diri "
Maka dari itu, sepantasnyalah Qita harus memperbaiki tingkah laku Qita dengan baik pada orang lain dan mengerjakan langkah-langkah dibawah ini agar terhindar dari tercela..
Pertama, jangan pernah menyalahkan orang lain jika tak tahu masalah sebenarnya. Cobalah untuk mengevaluasi apa yang ada di sekitar diri terlebih dahulu -termasuk dari dalam diri- sebelum memutuskan sesuatu.
Kedua, bahwa ada banyak hal-hal atau masalah kecil yang sering kali dianggap sepele. Namun, jika tidak ditangani, akan berubah menjadi hal besar yang bisa menyulitkan kita.
Pertama, jangan pernah menyalahkan orang lain jika tak tahu masalah sebenarnya. Cobalah untuk mengevaluasi apa yang ada di sekitar diri terlebih dahulu -termasuk dari dalam diri- sebelum memutuskan sesuatu.
Kedua, bahwa ada banyak hal-hal atau masalah kecil yang sering kali dianggap sepele. Namun, jika tidak ditangani, akan berubah menjadi hal besar yang bisa menyulitkan kita.
Mari, kita jauhi sikap sering menyalahkan orang lain. Sebaliknya, mari kita mengembangkan komunikasi yang baik dengan banyak pihak,
sehingga masalah demi masalah bisa terselesaikan dengan bijak tanpa ada
yang harus disalahkan. Sehingga, masalah-masalah sepele pun tak akan
membesar dan segera terselesaikan dengan solusi terbaik.
Salam Inspirasi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar