Saat ini aku
masih saja berdiam diri di kamar. Tidak ingin keluar apalagi hanya sekedar
bertemu ibu. Aku tidak ingin ibu marah lagi kepadaku. Aku ingin sendiri saja di
dalam kamar sambil menikmati kesalahanku. Entah mahluk apa yang merasuki jiwa
ibu sehingga membakar amarahnya untuk memarahiku. Padahal Aku hanya tidak lolos
dalam kompetisi Lomba Musikalisasi Puisi di Kampusku. Aku berada di urutan ke
dua dari teman baikku. Sejak dulu, ibuku ingin memiliki putra yang bisa
sekaligus pinter berpuisi. Tidak heran bila, ibuku slalu mengirimkan guru
privat ke rumaku hanya untuk berlatih.
Bait-bait dalam puisiku
Ibu
Saat ini mungkin aku tlah mengecewakanmu
Aku sudah berusaha
Namun takdir berbicara lain
Aku harus diurutan ke 2
Tapi apa salahku
Sehingga Engkau marah seperti itu
Apakah gara-gara puisiku
Engkau mengabaianku
Ibu
Aku rindu senyummu
Ibuku
membaca semua puisi dariku, saat aku pergi dari rumah. Tak begitu bagus puisiku
namun ibuku mengeluarkan kristas air mata di pelupuk matanya sampai merah
kelam. Ibuku menangis setiap hari mungkin karna ditinggal olehku. Aku pergi
bukan mau menghindar dari ibuku melainkan ingin belajar. Belajar secara rutin
tanpa beban….
Semenjak
kepergianku ke suatu tempat, ibuku slalu menangis. Entah ada angin apa dan
tidak biasanya Ia menangisiku. Aku pergi dari rumah hanya sementara. Bila hati
ini tenang, baru aku akan pulang. Tak perlu dirisaukan karna aku sudah memberi
tau alamatku pada ibu.
Saat
aktifitas rutin berlatih puisiku dimulai kembali, saat inilah aku menjalani
kehidupan ini dengan kesendirian.. memasak sendiri, makan sendiri, mandi
sendiri heheh, apapun yang dipersiapkan untuk keperluanku, aku sendiri yang
melakukan. Aku menjalaninya dengan rasa ikhlas dan tentu demi ibuku tercinta.
Aku berlatih di sekolah dengan guru privatku sendiri. Aku belajar setiap pulang
sekolah, karna guru privatku yang bernama Bu. Susan hanya bisa dan membantuku belajar
puisi sehabis pulang sekolah.
Hari demi
hari, bulan demi bulan, akhirnya aku bisa menuntaskan dan menguasai membaca
puisi dengan bagus. “Aku yakin pasti bisa,” kataku dalam hati.
To be continued
To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar