Saat ini, banyak komentator/opini tentang guru. Menjadi guru hidupnya susah. Ngak ada penghasilan yang produktif. Habis ngajar mesti tidur. Dan hari minggu pasti Tidur. Hemmm... Guru adalah Madesu (Masa Depan Suram). Apalagi GTT (guru tidak tetap) pasti dan realitas gajinya di bawah standar klo ngak 200 ribu ya 300 ribulah paling gede. Walaupun sudah PNS (Pegawai Negeri Sipil), toh..belakang-belakangan ehh banyak hutangnya. Pokoknya klo jadi guru-guru amit amit deh. Inilah konstruksi watak orang yang anti terhadap guru.
Guru adalah pekerjaan yang paling didambakan. Bisa menyalurkan atau mengamalkan ilmu pengetahuan kepada anak bangsa sebagai generasi penerus. Guru memiliki bank pahala diakhirat, artinya pahala yang didapat dari mengajar akan dicatat dan diberikan nanti saat berhadapan dengan HISAP. Guru juga bisa berkreatif dengan menulis, berwiraswasta dan juga mampu menggunakan waktu luang sehabis mengajar dengan bercengkrama bersama keluarga tercinta. Guru is the best job. Inilah opini yang dilontarkan oleh orang yang pro terhadap guru.
Opini maupun artikel yang tertera diatas merupakan suatu perbedaan yang berada pada norma berlaku. Hak asasi orang perorang dijungjung tinggi oleh negara. Boleh saja mengkritik asal tidak membawa kepada kejahatan. Boleh memuji asal tidak kelewat batas. Perbedaan adalah Rahmat.
Guru merupakan profesi yang halal. Guru mampu menciptakan anak yang cerdas dan mengerti tentang akhlak. Andaikan saja, guru ditiadakan, maka saya yakin seyakinnya "tidak ada anak yang pintar". "Sebarkanlah pengetahuan walaupun 1 ayat saja," kata Sayyidina Ali. Saking pentingnnya ilmu yang diajarkan oleh Guru, hanya memberikan pengetahuan 1 kalimat saja pada anak/orang lain.. maka disitu akan dianggap Guru. So, tidak terasa ataupun tidak tau pasti... apabila kita memberikan secuil info, maka itu akan disebut Guru.
Guru merupakan profesi yang halal. Guru mampu menciptakan anak yang cerdas dan mengerti tentang akhlak. Andaikan saja, guru ditiadakan, maka saya yakin seyakinnya "tidak ada anak yang pintar". "Sebarkanlah pengetahuan walaupun 1 ayat saja," kata Sayyidina Ali. Saking pentingnnya ilmu yang diajarkan oleh Guru, hanya memberikan pengetahuan 1 kalimat saja pada anak/orang lain.. maka disitu akan dianggap Guru. So, tidak terasa ataupun tidak tau pasti... apabila kita memberikan secuil info, maka itu akan disebut Guru.
to be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar