Membasahi pipi rona
Kering ku rasa
Waktu tak berpihak
Waktu tak bersahabat
Sekali lagi, Aku kehilangan
Orang yang ku sayang
Tertulis kisah cerita
Begitu Indah
Untuk dikenang
Kini hanya jadi angan-angan
Selamat jalan Abah KH Shonwani Basuni
Ku akan slalu mendoakanmu dalam setiap sanubariku
Smoga Engkau tenang di alam sana
Tangisan di sore itu, Membahana disetiap ujung rumah sekitar. Tangisan berubah teriakan, teriakan menjadi gaungan dan gaungan menjadi suara keras tanpa terkendali. Pikiran tidak sadar, pikiran melayang, tubuh lemas tak berdaya, menginginkan sosok Abah untuk tersenyum kembali, namun itu hanyalah bersifat nisbi. Abah KH. Shonwani Basuni telah dipanggil keharibaan Allah SWT. Beliau sudah pada waktunya untuk kembali kepadaNya, Qita yang masih hidup hanya bisa mendoakan dan menjalankan amanahnya.
Itulah susana berduka yang dialami oleh keluarga Besar KH. Shonwani Basuni, tak kala ditinggal oleh sang Cendikiawan Muslim ke dunia Akhirat. Namun dilihat dari kasat mataku, mereka yang ditinggal Abah sudah menunjukkan totalitas keikhlasannya. Karna pada umumnya, Semua manusia akan mati dan dikubur dalam tanah yang gelap, penuh binatang-binatang pemakan daging, dan bertemu dengan Malaikat Ganas yakni Mungkar Nakir. Jika tidak mengikhlaskan apa yang Qita punya/bahkan orang yang Qita sayangi meninggal, maka sesungguhnya Qita bukan orang-orang yang bertawakkal padaNya dan bersabar atas ujianNya.
Itulah susana berduka yang dialami oleh keluarga Besar KH. Shonwani Basuni, tak kala ditinggal oleh sang Cendikiawan Muslim ke dunia Akhirat. Namun dilihat dari kasat mataku, mereka yang ditinggal Abah sudah menunjukkan totalitas keikhlasannya. Karna pada umumnya, Semua manusia akan mati dan dikubur dalam tanah yang gelap, penuh binatang-binatang pemakan daging, dan bertemu dengan Malaikat Ganas yakni Mungkar Nakir. Jika tidak mengikhlaskan apa yang Qita punya/bahkan orang yang Qita sayangi meninggal, maka sesungguhnya Qita bukan orang-orang yang bertawakkal padaNya dan bersabar atas ujianNya.
KH. Shonwani Basuni adalah Orang NU yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren urul Ulum di Asembagus tepatnya di jalan Pasar Kampung dimana tempat aku berada. Beliau masih berumur kira-kira 65-67 telah dikembalikan padaNya. Banyak sebagian para tokoh yang hadir dalam prosesi pemakamannya mengatakan, "Dia adalah seorang Cendekiawan Muslim yang berada di Situbondo, bagaimana Dia gigih dalam mengembangkan dan membantu pendidikan serta NU di seluruh Karesidenan Besuki."
Dari sosok beliau, aku menyimpan rasa kagum padanya. Beliau memberikan ilmu kepadaku walau hanya sedikid namun mampu membentuk keribadianku yang Bagus. Aku mungkin banyak dosa pada beliau yang tak mampu ku ucapkan padanya saat Beliau masih dalam keadaan baik-baik saja.
Kematian...
Kematian adalah anugerah dari Tuhan. Kenapa..? karna kehidupan yang paling kekal adalah Di dunia akhirat. Jadi, berbahagialah, berbanggalah, bergembiralah "Mati dalam keadaan Khusnolkhotimah atau Menjadi anak sholeh dan sholeha. Karna dengan modal itulah, Qita bisa selamat dari cambukan dan api neraka.
Semua manusia akan mengalami yang namanya Kematian, Qita hanya bisa menunggunya sebari melakukan kegiatan di dunia. Pada waktunya Qita juga akan merasakannya. Hemmm... Emang Allah men-desain Makhluk Hidup dengan sedemikian rupa dan itu hanyalah sebatas mimpi saja.
To be continued..
Kematian adalah anugerah dari Tuhan. Kenapa..? karna kehidupan yang paling kekal adalah Di dunia akhirat. Jadi, berbahagialah, berbanggalah, bergembiralah "Mati dalam keadaan Khusnolkhotimah atau Menjadi anak sholeh dan sholeha. Karna dengan modal itulah, Qita bisa selamat dari cambukan dan api neraka.
Semua manusia akan mengalami yang namanya Kematian, Qita hanya bisa menunggunya sebari melakukan kegiatan di dunia. Pada waktunya Qita juga akan merasakannya. Hemmm... Emang Allah men-desain Makhluk Hidup dengan sedemikian rupa dan itu hanyalah sebatas mimpi saja.
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar