Aku menitiskan air mata, membasahi
pipiku. Tak disangka, ada orang yang tidak lebih baik dariku. Aku bisa makan
enak, dia tak mampu. Aku minum susu, dia harus pergi jauh hanya sekedar minum
air putih. Aku pergi ke mall untuk belanja baju, dia sisihkan uangnya untuk
dimakan besok. Kenapa harus ada perbedaan dalam hidup. Beda status, beda kasta
bahkan berbeda dari penciptaanNya. Itu semua adalah atas kehendakNya.
Sedih melihat kejadian tersebut, tapi
kesedihan ini yang mampu merubah tatanan hidupku, merubah kepribadianku, dan
memberikan pelajaran tentang hidup. “Hidup itu indah menurut dia. Perlu
disyukuri atas nikmatNya yang tuhan berikan padaku,” katanya padaku. “kok bisa
bilang seperti itu?” tanyaku. “Ya iyalah, coba saja kamu tidak dilahir dalam
bentuk manusia tapi dalam bentuk hewan, mau ngak? Soal hidup biarkan Tuhan yang
mengatur kita, yang penting kita tetap slalu berusaha dan berdoa,” jawabnya.
Kata-kata itu emang menyentuh hatiku.
Tak terasa aku tlah menangis terlalu lama sehingga pelupuk mataku lembab
memerah. “Hidup itu indah,” aku masih membayangkannya. Hidup yang ku jalani
saat ini seperti menggapai kenisbian saja alis kosong. Tak seperti dia yang
slalu bersyukur, berusaha mencari uang sendiri hanya demi sesuap nasi dalam
sehari, slalu pantang menyerah, tidak mudah putus asa, slalu tersenyum dan yang
paling aku kagum adalah “cintailah setiap usahamu dan jadikanlah dia sebagai
penyemangat dalam mengarungi hidup.” Hidup tak sesulid apa yang kita alami, karna kita hanya focus pada materi.
Banyak menangis karna merasa kehilangan sesuatu bukan menangis karna dosa
yang tlah diperbuat, terlalu sedih karna merasa ditinggal bukan sedih karna
tlah lupa pada Tuhan, banyak tertawa karna mendapatkan kebahagia bukan tertawa
karna sudah gila. Tidak bisa diterka hidup di masa depan, apakah kita bisa
lebih baik atau tidak? Namun sebagai hamba Allah, kita patut yakin dan percaya
bahwa Allah akan slalu berada di dekat kita untuk membantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar