Kenapa Negara ini slalu diselimut dengan
masalah yang tidak ada ujung penyeselesaiannya. Setiap aku mendengar kabar miring
terhadap negaraku sendiri ini, aku merinding banget, sedih dibalud gelisah dan
aku meringis keras. Ingin membantu namun kekuatanku tidak sekuad daripada
anggota dewan. Aku kecil namun tekadku untuk membantu Indonesia tinggi sekali.
Aku tidak bisa membantu mengatasi perbatasan-perbatan di wilayah Kalbar
tepatnya di Camar Bulan, Tanjung Batu dan perbatasan-perbatasan lainnya yang
hampir dipora-poranda oleh Negara lain. Aku hanya bisa mendengar dan membaca
saja. Walaupun seperti itu, aku juga bisa membantu Indonesia menuju Indonesia
yang suksess dengan berbagai prestasi yakni baik dari akhlak maupun di bidang
akademi dan non akademi. Aku mampu, yakin dan pasti bisa mencerdaskan anak
bangsa Indonesia.
Aku sayang negaraku, aku cinta bangsaku dan
aku suka sekali Indonesia. Pemberianku mungkin tidak seberapa dibanding dengan
anggota dewan yang notabeninya penguasa Negara Indonesia. Mereka bisa membantu
memberantas korupsi, mereka bisa membantu menyelesaikan perbatasan-perbatasan
yang terlalu sering ada pencamplokan, juga bisa membantu menyalurkan ilmunya
pada anak bangsa dengan memberikan energy positif yakni menjadi Guru. Sedangkan
diriku, aku hanya bisa memberikan dan menyalurkan semua energy untuk
mencerdaskan anak bangsa yang memiliki budi pekerti dan ahklak sesuai dengan
pancasila. Hanya itu yang dapat kuberikan untuk Indonesia. Hanya ilmu dan
keringatlah yang aku keluarkan demi anak bangsa.
Indonesia adalah Negara yang banyak memiliki
aset penting yakni aset laut yang indah, tanah subur sehingga menanam apapun
bisa tumbuh, dua musim yang sangat disenangi oleh orang luar, dan lain-lain.
Indonesia juga mampu menjadi contoh bagi Malaysia dan singapur dalam point
pendidikan tapi itu sudah beberapa tahun yang silam. Bahkan Malaysia mengundang
guru dari Indonesia hanya untuk menularkan ilmunya untuk anak-anak Malaysia.
Salah satu presiden ke tiga dari jatuhnya orde baru Soeharto yakni Presiden Habibie
mampu menjadi yang terbaik di Jerman dan Saat ini beliau diajak untuk cooperasi
di Jerman. Sudah banyak prestasi yang dibuat oleh Bangsa Indonesia untuk
menjadi bangsa yang baik. Tapi kenapa saat ini berbeda…? Pertanyaan inilah yang
saat ini membuat aku meringis menjawabnya. Aku takud, aku merinding dan aku
gemetar jika Indonesia slalu dibalud dengan Masalah baik masalah tentang alam,
banyaknya korupsi, tidak adilnya hokum, diambilnya wilayah Indonesia oleh
bangsa lain dan juga buruknya moral sehingga mengalami dekadensi yakni
banyaknya tawuran antar warga, antar sekolah dan lain-lain yang tidak bisa
kusebut.
Indah, damai, sejuk dan semilir angin segar..
Aku ingin itu Pak Presiden. Aku ingin mendengar kabar bahwa anak bangsa telah
meraih prestasi di luar negeri, amannya financial di pemerintahan, damainya
hati antar warga atau siswa, dan sejukknya udara dari criminal. Jika aku boleh
mengusulkan, “tegakkan kedisiplinan baik peraturan maupun hokum, tumpas semua
koruptor, hanguskan terorisme, lokasikan dengan baik para pelacur dengan adanya
lapangan pekerjaan yang halal, berikan prestise yang setinggi-tingginya untuk
Guru, dosen, pengajar yang slalu meluangkan waktunya membantu Indonesia,
perhatikan wilayah yang berada di perbatasan antara indonesia dengan Timur
Leste, Indonesia dengan Malaysia agar warga yang berada diperbatasan dirasa
mendapatkan pelayanan yang baik, selamatkan batik yang menjadi cirri khas
indonesia dan juga tingkatkan moral dan dedikasi yang tinggi dengan akhlak yang
mulia agar selamat dari mara bahaya”. Hanya itu yang aku inginkan Pak..!
Garuda di dadaku, Garuda pujaanku.
Marilah Indonesia, bangkit kembali menjadi insan yang baik, raih kembali
prestasi yang hilang ditelan maling, rebut kembali yang menjadi hak milik kita,
dan menangkan hati dan akhlak yang mulia.
Aku Menunggumu Indonesia
Aku bangga menjadi bangsa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar